Jumat, 21 Oktober 2011

Belajar Versus Bermain

"Budi.. yuk kita main lagi" teriak si Anto di depan rumah Budi dengan harapan si Budi bergegas keluar rumahnya untuk bermain..

ternyata ibunya Budi yang keluar sambil teriak juga.. "gak bisa.. Budi harus belajar gak boleh mainan terus".. Anto pun sedih, tapi ternyata Budi lebih sedih, bisa terlihat dari wajahnya yang sempat terlihat di jendela ketika ibunya keluar memarahi Anto..

mm.. kejadian di atas saya karang sendiri. Bukan kejadian nyata. Tapi hal serupa sering sekali terjadi. Dunia bermain anak sering terhalang oleh kewajiban belajar.



Belajar sangatlah penting bagi anak. Karena "belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar di waktu tua bagai menulis di atas air". Belajar di waktu kecil akan lebih lengket dan tahan lama dibanding ketika tua.
Tapi ingattt!!.. anak-anak dunianya adalah bermain. Jadi mengapa tidak kita gabungkan saja? bermain sambil belajar, belajar sambil bermain. Anak bahagia, kecerdasan pun bertambah. Mereka belajar dengan penuh suka cita. Dan mereka paham dengan lebih mudah, karena mereka belajar di dunia mereka.

Jadi kita harus pandai mengemas sebuah pelajaran serasa sebuah permainan. Bahkan hanya dengan mengganti kata "belajar" menjadi "bermain" pun bisa membuat anak tidak takut dengan pelajaran.

Misalnya : ‘Yuk..sekarang kita bermain hitung-hitungan"
bandingkan dengan "yuk sekarang kita belajar matematika"

tentu anak-anak akan memilih bermain hitung-hitungan, dibanding harus belajar matematika.. iya kan? padahal ya sama aja.. sama sama belajar bagaimana cara menghitung.. tapi setelah dikemas sesuai dunia mereka, maka mereka akan lebih enjoy untuk menjalaninya..

dan masih banyak cara lain untuk bisa memasukkan pelajaran ke dunia mereka yaitu bermain..

selamat mencoba..!!!

Duh.. Si Kecil Malas Sikat Gigi

Si Kecil semakin hari semakin tumbuh dan berkembang. Dulunya giginya yang cuma satu, sekarang sudah berbaris rapi, selalu terlihat jika dia senyum. Senangnya...

Tapi.. hobinya itu yang bikin cemas. Coklat, permen, es krim, pokoknya yang manis-manis selalu saja ada di genggamannya. Tapi giliran disuruh sikat gigi, luar biasa susahnya. Kalau begini terus, bisa-bisa giginya persis waktu saya masih kecil..he..

Terkadang sih saya berpikir "ah..biarin aja, kan masih gigi susu ntar masih ada gigi dewasa lagi kok". Hati pun jadi lebih tenang jika berpikir begitu..

Tapi ternyata..

Meskipun masih gigi susu, tetap saja harus dijaga. Karena banyak fungsinya. Diantaranya :
- Untuk berbicara, padahal usia segitu kan lagi perlu banyak belajar kata. Kalau giginya kropos bahkan tandus (he..istilah baru) akan susah melatih pengucapan yang baik dan benar.
- makan, kalau ga ada gigi kan susah makannya.
- Mempertahankan lengkung rahang supaya gigi tetap mendapat tempat yang cukup pada saat tumbuh.

nah..siapa yang masih mau meremehkan gigi susu?? apalagi kalau dikaitkan dengan kePDan si kecil, kan kasian kalau dia lagi asyik ketawa tiba-tiba tetangga nyeletuk "iiihh..giginya kenapa itu".. spontan mulutnya langsung ditutup dan suara tawanya pun perlahan menghilang trus dia berpaling. Yup, dia malu, minder, atau bahkan tersinggung.

Jangan sampai ini terjadi pada buah hati kita. Yuk kita kerahkan segala kemampuan kita untuk terus membiasakan buah hati kita untuk sikat gigi. Diantara cara yang perlu kita coba adalah :
Belikan dia sikat gigi khusus anak-anak, bahkan biarkan dia yang memilih.

Sediakan lebih dari satu sikat gigi, sehingga apabila dia bosan dengan yang ini, dia bisa pilih yang itu.

Sikat gigi lah bersamanya. Jika perlu biarkan dia menyikat gigi kita, kita menyikat giginya. Bergantian, kita sikat giginya, dia sikat gigi kita. Ini membuat kegiatan sikat gigi menjadi lebih mengasyikkan bagi anak.

Ajak dia balapan sikat gigi "ayo kita balapan sikat gigi...!!!". Anak akan terpacu semangatnya untuk memenangkan balapan. Tapi ingat ya.. kita jangan sampai menang..!! harus si kecil yang menang. Supaya besok jika diajak balapan lagi dia tambah semangat..


nah..jika sudah begitu, bikin jadwal sikat gigi untuk anak.

o iya.. untuk awal sebaiknya jangan langsung pakai odol ya. Tapi jika mau, kasih sedikit saja. Karena kebanyakan anak-anak tidak suka rasa odol meskipun odol rasa buah-buahan.

mungkin itu sedikit tips dari saya.. mudah-mudahan bisa diterapkan dan si kecil jadi suka sikat gigi.

dan yang paling penting, ortunya juga harus rajin sikat gigi. titik.

Senin, 17 Oktober 2011

About Me




Rasanya tidak pas ketika memulai membangun sebuah blog tidak diawali dengan tulisan yang berjudul “About Me”. Entah karena ada pepatah “Tak kenal maka tak sayang” atau karena memang kebanyakan blog atau website selalu diawali dengan “About Me” atau yang semisal, yang jelas dari hati penulis yang paling dalam memang ingin memperkenalkan dirinya kepada pengunjung blog ini. Mudah-mudahan tidak dijadikan ajang narsis oleh si penulis yang narsis ini.

Nama : Hary Kurniawan

Panggilan :
  • -          Hary oleh teman-teman
  • -          Mas Hary oleh adik-adik, dan sebagian teman kerja yang menganggap aku masih muda.
  • -          Pak Hary oleh sebagian teman kerja yang menganggap aku bijak dan sudah dewasa.
  • -          Dek Hary oleh keluarga yang lebih tua, dan sebagian orang yang menganggap aku masih lugu.
  • -          dll


Tempat Tanggal Lahir : Balikpapan, 09 Maret 1987

Status : Menikah

Pekerjaan : Meskipun orang bilang, Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, aku tetap setia sampai saat ini bekerja sebagai penunggu di Klinik Pama District Indo Kota Bontang.

Hobby :
Yang Positif :
  • -          Desain Grafis Level Newbie dan Amatiran
  • -          Blogging Level Di Bawah Garis Kemiskinan (Miskin Ilmu)
  • -          Bisnis Level Awal
  • -          Dll


2.       Yang Negatif :
-          Semoga Tidak Ada

Agama : Islam

Dan lain-lain yang InsyaAllah akan tergambarkan melalui tulisan-tulisanku yang ada di blog ini. Mudah-mudahan “About Me” yang apa adanya ini bisa cukup sebagai perkenalan awal. Sehingga pepatah “sudah kenal maka harus sayang” bisa diterapkan ke pemilik blog ini.

Terimakasih

Bontang, 17 Oktober 2011
Atas Nama Diri Sendiri



Hary Kurniawan

Bukan Berarti... (First Posting in This Blog)

Telah lelah diri ini berkeliling dunia maya hanya melihat-lihat dan membaca-baca,

Telah lelah pula diri ini berkecimpung di dunia blogging hanya meng-copas-copas,

Ingin rasanya turut berbagi apa yang aku ketahui dengan menulis sendiri. Bukan berarti aku sudah banyak ilmunya, bukan berarti aku merasa pandai dan pintar. Tapi bukan berarti pula aku tak boleh berbagi apa yang pernah aku dapat, aku alami, aku ketahui, aku rasakan, dll.

Untuk itu aku buat blog ini, entah kenapa namanya “huruhary” aku pun tak tahu. Tiba-tiba muncul begitu saja di  otakku. Bukan berarti tidak punya arti, hanya saja rasanya malu untuk mengungkapkannya.

Aku beri judul blog ini “Berbagi Apa Adanya, Berbagi Apa yang Ada”, karena dari sedikit yang aku punya, akan kubagi disini. Bisa jadi bukan hal yang berarti bagi sebagian orang. Tapi bukan berarti tak berarti bagi yang lain. Tema apapun akan aku tulis di sini. Tapi bukan berarti tidak disaring. Hanya yang bermanfaat (setidaknya menurutku) yang aku tulis di sini, InsyaAllah.

Mudah-mudahan apa yang nantinya aku tulis bisa bermanfaat bagi orang lain, terutama untukku sendiri di dunia dan akhirat kelak. Aamiin

Selamat membaca postingan demi postingan, tulisan demi tulisan. Aku janji, InsyaAllah tulisan berikutnya gak seribet tulisan ini, yang nulis aja pusing, apalagi yang baca. Tapi aku harap, semua yang baca tulisan ini faham kenapa aku beri judul “Bukan Berarti”. Semoga saja tulisan berikutnya judulnya bukan “Hanya Saja”. Hehehe..

Maaf ya,  Sekali lagi maaf jika postingan kali ini kurang jelas, tapi bukan berarti aku ga bisa nulis lho ya (Ups..Kumat) hehe..

Kalau begitu, Sekian dulu ya.. Mau mencoba menulis yang lebih jelas. Mohon doanya.


Terimakasih.

Bontang, 17 Oktober 2011
Atas Nama Diri Sendiri




Hary Kurniawan
Diberdayakan oleh Blogger.