sumber gambar : kabar24.com |
Ok ok.. I’m sorry about my story at first paragraph. Intinya, hidup itu memang
pilihan. Dan itu terjadi saat saya mau masuk kuliah (ini beneran, kalau gak
beneran silakan potong kuku anda). Saat itu saya menunggu pengumuman hasil SPMB di UNMUL jurusan pendidikan matematika,
dan saat itu juga saya diterima di Poltekkes Samarinda Jurusan Keperawatan
(yang ini saya ikut tes perawat Cuma iseng dan ikut-ikut teman aja). Saya ingin
sekali kuliah di UNMUL saat itu, tapi Allah bantu saya untuk memilih. Poltekkes
memberikan batas akhir pembayaran uang masuk sebelum pengumuman UNMUL akan
diumumkan. Jadi ya, dengan senang hati
saya melepas keinginan saya untuk kuliah pendidikan matematika, dan
memilih untuk menjadi mahasiswa perawat. Daripada saya menunggu pengumuman
ternyata tidak lulus, sementara di Poltekkes sudah melewati batas akhir
pembayaran, masa iya saya harus bingung lagi cari kampus yang mau menerima
saya. Padahal lulus tes di dua kampus itu sudah membuat keluarga saya
tercengang-cengang, kok bisa saya lulus.. hehe..
Thats a little story about my life
Thats a little story about my life
Sekarang kita kembali ke judul. Kuliah perawat, ya biasanya
profesinya perawat. Dan memang itulah
profesi saya sekarang ini. Sekarang saya
bekerja sebagai perawat di sebuah
perusahaan Construction and Engineering. Tapi, sekarang ini juga saya sedang berusaha
untuk alih profesi. Saya sedang melamar pekerjaan sebagai Safety Officer. Ntah
apakah akan diterima atau tidak yang jelas saya sudah lulus tes tertulis dan
dua tes wawancara. Sebagian perawat mungkin mereka idealis untuk mempertahankan
profesinya sebagai perawat. Hidup mati untuk perawat. Saya pun seperti itu,
hanya saja saya menganggap menjadi
perawat itu tak melulu harus bekerja sebagai perawat. Istri saya juga perawat,
tapi dia sedang mengemban tugas yang tak kalah mulia bahkan lebih mulia menurut
saya, menjadi seorang ibu rumah tangga. Tapi apakah dia bukan perawat? Bagi
saya dia tetap perawat, karena dia telah lulus pendidikan perawat, dan dia
telah diangkat sumpah sebagai perawat. Ditambah lagi, sekarang memang dia
merawat anak-anak saya di rumah..hehe.. perawat kan?
Bekerja sebagai perawat merupakan pilihan dalam mencari rezeki, dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang perawat. Tapi seorang perawat tak hanya bisa bekerja sebagai perawat saja, dia bisa mengembangkan diri ke bidang lain, dan itu juga pilihan baginya. Makanya tak jarang saya mendengar bahwa ada perawat yang sekarang fokus jualan soto di warung makannya yang sukses sekarang ini, ada juga perawat yang sekarang sudah menjadi HSE Manager di sebuah perusahaan besar, ada juga perawat yang tetap bekerja sebagai perawat. Semua dari mereka adalah perawat, apapun pekerjaannya. Iya kan?
Oleh karena itu, tetap bekerja sebagai perawat atau tidak,
bukanlah sebagai tolak ukur keidealisan seorang perawat. Karena banyak yang
tetap bekerja perawat, tapi sejatinya jiwanya bukanlah seorang perawat,
melayani pasien sekedarnya saja, dan lain sebagainya. Tapi hatiku tetaplah
perawat walaupun mungkin nantinya saya tidak lagi memilih untuk bekerja sebagai
seorang perawat.
Jalan berkembang itu banyak, ganti pekerjaan, atau bahkan
beralih ke “berjualan saja” bisa jadi pilihan selain tetap fokus di pekerjaan
yang ada sekarang. Jadi, jika kita memandang
ada jalan untuk berkembang, ya jalankan. Ijazah atau gelar di sebuah bidang
jangan sampai jadi penghalang. Tak ada yang sia-sia, semuanya bermanfaat -insyaAllah-
selama kita jalani dengan penuh semangat
dan keyakinan. Dan jangan lupa agar selalu berdoa agar Allah senantiasa
memberikan yang terbaik untuk kita.