Kamis, 03 November 2011

Hati-Hati Penipuan (Telepon Kabar Anak Kecelakaan)

Sekitar pukul 00.30 sms masuk ke handphoneku. Saat itu aku sedang berjaga di klinik tempat aku bekerja. Isinya membuat aku tidak ngantuk lagi. Bagaimana tidak, itu sms dari istriku, dia dapat kabar bahwa tetanggaku mengalami kecelakaan kerja, istrinya minta tolong melalui istriku untuk cari tau kondisi suaminya. Kebetulan tetanggaku itu bekerja di lokasi perusahaan yang sama denganku. Langsung aku hubungi klinik central, ternyata info yang aku dapat kondisi di sana aman-aman saja, tidak ada kecelakaan kerja.

Cukup lega, tapi sepertinya istrinya belum lega. Karena info tersebut dia dapat langsung dari orang tua si suami. Katanya dapat sms dari “sang anak” bahwa dia kecelakaan nabrak orang, dan orang yang ditabrak minta ganti rugi. Jadi “sang anak” minta dikirimin uang untuk ganti rugi.

Alhamdulillah, hatiku jadi lebih lega. Karena InsyaAllah itu bukan kecelakaan kerja, tapi PENIPUAN. Dan ternyata benar, setelah hubungi sana sini akhirnya bisa dipastikan tetanggaku sehat-sehat saja, dan sempat ngobrol via telp dengan istrinya.
Itu kasus sms penipuan dengan tema kecelakaan sang anak.

Ada lagi penipuan serupa, hanya saja ini lebih berani dan lebih terlihat “asli”. Penipuan lewat telepon. Sang Ibu menerima telepon dari teman anaknya, bahwa anaknya yang bernama Nita (nama samaran) kecelakaan jatuh dari lantai dua sekolahnya dan diminta untuk menghubungi temannya yang lebih tau tentang kejadiannya. Kemudian sang Ibu menelepon nomor tersebut dan menanyakan kondisi anaknya. Tapi temannya tersebut mengaku kurang begitu tau, dan memberikan nomor salah satu guru yang ikut mengantar ke RS. Sampai sini semua terlihat “nyata”, tanpa kecurigaan sama sekali. Sang Ibu menelepon guru tersebut, dan bertanya kondisi anaknya. Guru tersebut memberi kabar bahwa anaknya dalam kondisi kritis dan perlu obat dengan segera. Kemudian sang guru memberikan teleponnya kepada perawat agar lebih jelas.
Perawat tersebut menjelaskan bahwa Nita butuh obat dan alat medis yang biayanya cukup mahal. Dan minta ditransfer secepatnya agar pertolongan bisa segera dilakukan. Sampai sini mungkin sebagian kita sudah ada yang mulai curiga. Tapi namanya seorang Ibu, ditengah kepanikan yang sedang dihadapi, yang ada dipikirannya hanyalah agar anaknya selamat, tanpa sempat curiga atau yang semisal. Apapun akan dilakukan demi keselamatan anaknya. Dan itulah yang dikatakan kepada perawat, bahwa berapapun biayanya akan dia bayar asalkan anaknya selamat. Kemudian perawat tersebut meminta Sang Ibu untuk langsung bertanya kepada penjual obat dan alat medis yang bersangkutan tentang biaya yang dibutuhkan. Dan penjual obat tersebut meminta ditransfer uang senilai 9 juta.

Tapi syukur alhamdulillah, rupanya tadi sang Ibu sempat memberi kabar ke suaminya. Suaminya mencari tau kebenaran berita tersebut dengan menghubungi pihak sekolah. Ternyata Nita sehat-sehat saja dan sedang belajar di kelas. Akhirnya penipuan kali ini gagal dan semoga akan terus gagal.

Memang sekarang penipuan semakin dikemas dengan baik dan cerdik. Tapi jika kita mau lebih dahulu mencari kebenaran berita dengan baik, insyaAllah penipuan tidak akan berhasil. Dan di situlah kunci kehati-hatian seseorang. Mencari kebenaran berita yang dia terima, dalam masalah apapun.

Tapi dalam hal ini, “panik” bisa membuat segalanya berubah. Tak sempat berpikir jernih, tak sempat mencari kebenaran berita. Yang diinginkan dan yang dipikirkan hanya agar masalah cepat selesai. Maka tak heran, jika topik “ANAK ANDA KECELAKAAN” merupakan topik paling jitu untuk membuat orang panik. Dari segi psikologi, memang hal yang paling jitu untuk membuat panik adalah tentang keselamatan seseorang. Dan akan lebih manjur lagi jika seseorang tersebut adalah sang anak yang terancam keselamatannya. Apalagi jika yang ditelepon adalah Ibunya, bukan Bapaknya. Sehingga Sang Ibu merupakan sasaran empuk bagi para penipu yang ternyata “pintar” dalam masalah psikologi ini.

Maka jangan sampai ini terjadi pada kita, siapapun bisa jadi korban. Baik ibu, bapak, anak, nenek, dan semuanya perlu hati-hati. Jangan pernah merasa diri kita tak mudah ditipu, merasa diri kita tipe orang yang tenang dan tidak mudah panik. Bisa jadi penipuan dilakukan secara acak, sehingga bagi yang isi sms atau telponnya “nggak pas” dengan diri kita, misalnya kita dapat telepon/sms bahwa nenek kecelakaan, padahal nenek sudah lama meninggal. Kita bisa langsung tau bahwa itu penipuan. Tapi penipu bisa jadi lebih dahulu mempelajari kehidupan kita. Jumlah keluarga, pekerjaan, karakter, dll. Entah bagaimana caranya, yang jelas kita harus waspada.


Berikut ini hal-hal yang perlu kita perhatikan dari sekarang untuk mengurangi resiko penipuan :
1. Waspada jika menerima telepon untuk meminta identitas lengkap anda dan keluarga.
2. Biasakan untuk tidak memberikan identitas lengkap di dunia maya.
3. Seringlah berkomunikasi dengan keluarga baik ketika di rumah atau dengan menggunakan handphone ketika sedang beraktivitas masing-masing di luar rumah. Sehingga hal yang terpikir ketika mendapat kabar buruk, adalah menghubungi anggota keluarga. Hal ini bisa mengurangi kepanikan dan bisa berpikir bersama dalam menyelesaikan masalah.
4. Biasakan mencari kebenaran sebuah berita sebelum mempercayainya dengan penuh. Hal ini sangat penting dalam masalah apapun, termasuk dalam masalah penipuan.
5. Jangan mudah mentrasfer uang jika diminta oleh orang yang belum kita kenal atau sebelum semuanya jelas.
6. Banyak berdoa kepada Allah, memohon perlindungan baik di dunia maupun di akhirat.

Mudah-mudahan kita semua bisa terhindar dari berbagai macam jenis penipuan yang bisa membuat kita rugi lahir dan batin. Aamiin

Waspadalah..!!!! Waspadalah.. !!!!!

2 komentar:

  1. saya pun hari ini hampir tertipu. hari senin, tgl 19 november 2012 sekitar pukul 10.00. saya mendapat telpon (no fleksi saya) dari seseorang menggunakan no 08539787XXXX, mengaku sebagai hendri Kepala sekolah anak saya. katanya anak saya jatuh, dan dibawa ke rs. dan saya disuruh menghubungi sebuah no 0853916xxxxx atas nama eka yang katanya adalah ibu guru yang mengantar ke Rs. mendengar hal tsb saya menjadi bingung juga. untunglah saat itu banyak orang disekitar saya. dan setelah dihubungi si Eka, dan dia bicara sambil menangis. seperti sangat bingung. namun salah satu keluarga saya memaki nya, setelah itu panggilan saya langsung diputus. dan anehnya begitu dia memutuskan panggilan saya, hp saya langsung mati/off. setelah saya ulangi/panggil lagi, setelah panggilan saya diterimanya, dan diputus lagi, hp saya mati lagi. untung saya terpikir untuk menghubungi anak saya disekolahnya. ternyata gak ada apa-apa. setelah saya telpon sekkali lagi anak saya ternyata memang gak terjadi apa-apa. saya bersyukur sekali terhindari dari penipu-penipu tersebut.
    mudahan ini jadi pelajaran dan meningkatkan kewaspadaan kita terhadap penipu-penipu yang semakin canggih. heran juga, ada manusia seperti mereka. hidup mau enak tapi malas bekerja.

    BalasHapus
  2. alhamdulillah klo gak jadi kena tipu..
    memang klo dipikir, harusnya ya kita langsung hub anak yg dikabarkan kecelakaan..
    tp namanya panik, kita jadi gak tau harus apa.. di situlah saat2 yang dimanfaatkan oleh penipu.. mudah diarahkan..

    mudah2an jadi pelajaran buat smua..

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.